Puncak Ciremai 3078 mdpl via Palutungan

"Om lebaran besok kita ke Ciremai yuk...." pesan WA masuk dari Oki ponakan saya.
"Memangnya kamu kuat naik ke Gunung Ciremai...?" Saya membalas pesan tersebut.
"Aku mau ke Semeru tanggal 26 Juli besok Om..... Aku mau pemanasan dulu ke Ciremai, biar kuat nanti kalau ke Semeru" Oki menimpali pesan yang saya kirimkan.
"Oke deh..." Aku membalas sekena nya.

[ Penerimaan anggota baru : pendidikan dasar ants club ]

Begitu lah sekilat pesan yang masuk ke HP saya satu bulan sebelum bulan puasa datang dan pesan tersebut tidak terlalu saya pedulikan awalnya, karena pendakian ke Gunung Ciremai lumayan berat dan 2 kali saya mendaki ke gunung tersebut lewat jalur Linggarjati memiliki cerita yang sedikit tidak menyenangkan.

Mendekati ke hari H nya, Oki semakin intens dan antusias menanyakan kembali kesiapan saya mendampingi beliau mendaki gunung Ciremai.
"Kamu serius mau ke Ciremai ki ? kita saja berdua ?" saya mulai mengorek keseriusan Oki.
"Serius lah Om, rencananya ayah dan Aa Ikbal juga mau ikut...." timpalnya. Wow ini serius ternyata, peserta bertambah menjadi 4 orang. Ini harus disiapkan dengan sungguh-sungguh.
"Gimana kalau kita lewat jalur Palutungan ki...?" masih ada trauma di hati membayangkan lintasan jalur Linggarjadi yang pernah saya lalui.
"Oke Om, aku ikut saja." timpal nya. Jalur Palutungan menjadi pilihan karena jalan menuju palutungan tidak semacet jalan menuju linggar jati. maklum lah kuningan jika lebaran macet nya luar biasa.

pendakian ciremai jalur palutungan belum pernah saya lalui dan lokasinya awal pendakiannya juga belum tahu, tetapi dengan berbekal searching di Internet saya mantapkan diri mendaki Ciremai melalui jalur tersebut.

Tepat tanggal 7 Juli 2016 jam 9.00 Wib lebaran idul fitri hari kedua kami sudah berada di pos pendaftaran Palutungan. Lokasi Pos Palutungan jika dari arah kota Kuningan  melewati Masjid Agung Kuningan kearah Cikijing Majalengka. Setelah Masjid Agung belok di pertigaan menuju desa Cigugur. ikuti terus jalan menanjak sampai lokasi wisata pemandian cigugur. Setelah pemandian belok ke kiri, ikuti terus jalan tersebut sampai Pos pendaftaran Palutungan. Bagi yang membawa kendaraan motor atau mobil bisa dititipkan disebelah Pos pendaftaran. Biaya penitipan Mobil Rp 25.000,- biaya pentitipan motor saya tidak tahu yang pasti lebih murah dari biaya penitipan mobil hehehehe.

Biaya pendakian Rp 50.000,- terdiri dari tiket masuk Rp 43.000,- , Asuransi Jasa raharja Rp 5000,- ditambah fasilitas free makan setelah turun gunung. Sepertinya hanya satu-satu nya di Indonesia atau bahkan di dunia ada fasilitas free makan setelah turun gunung. Hanya ada di pendakian Gunung Ciremai hehehehe....



Papan informasi jalur palutungan terpampang jelas disebelah pos pendaftaran. Ada 8 pos yang harus dilalui sebelum sampai ke puncak. yaitu : cigowong, kuta, pangguyangan badak, arban, tanjakan asoy, pasanggrahan, sangyang ropoh, gua walet. setelah gua walet langsung puncak ciremai.

Setelah urusan pendaftaran dan pembayaran biaya pendakian selesai, "Pak, dari palutungan ke pos satu Cigowong, lama perjalanan sekitar 2 jam " petugas loket memberikan informasi saat kami bersiap meninggalkan pos pendaftran. Sebelum pendakian dimulai kami diskusi sebentar dan berdoa memohon perlindungan selama pendakian kepada Allah SWT.

Sekitar jam 10 pagi kami sudah memulai pendakian menuju pos cigowong. target yang dicanangkan adalah Cigowong.target pendakian dibuat bertahap sesuai pos-pos yang dilalui, ini sengaja dibuat agar semangat tim tidak drop. Jam terbang tim baru sebatas gunung papandayan, jika dibandingkan dengan ciremai adalah 1 : 4, 4 kali lebih berat dari papandayan.

Perjalanan dari palutungan diawali dengan melewati beberapa rumah penduduk kemudian kebun palawija dan peternakan sapi sebelum masuk ke hutan pinus.  mental tim benar-benar diuji pada lintasan ini karena rute yang lewati sangat panjang dan lama. Beberapa kali kami harus istirahat dan satu anggota tim mulai mengeluh leher sakit karena membawa beban yang cukup berat. mental kami diaduk aduk antara melanjutkan perjalanan atau balik badan hahahaha......

Menjelang jam 12 siang cacing-cacing di dalam perut mulai bereaksi karena isi lambung sudah kosong alias kami mulai merasa lapar, untungnya saya membawa makanan sisa sarapan tadi pagi seperti sorabi, kwecang, gepeu makanan khas kuningan, tahu dan tempe. semua habis ludes ditelan. Padahal jika di rumah makan-makan tersebut malas disentuh hahaha.....

Perjalanan antara palutungan cigowong ada beberapa selter dan warung yang kami lalui. berhubung masih suasana hari lebaran semua warung belum ada yang buka. gagal deh ngopi ngopi dulu hihihihi.

Setelah menempuh 2 jam lebih perjalanan akhirnya kami sampai juga di pos Cigowong. Kontur lokasi pos Cigowong cukup landai dan luas. Ada tiga buah warung, pos istirahat dan toilet sekaligus sumber mata air, mata air hanya ada di sini, setelah cigowong sampai puncak tidak akan ditemukan mata air dan juga warung apalagi toilet hihiihi. sumber kehidupan bergantung dari isi cariel yang kami bawa baik air dan makanan.  

makan siang dengan bekal nasi bungkus dan rendang sisa lebaran menjadi santapan siang itu, selesai makan kami berjamaah sholat Dzuhur & Asyar di jama qoshor. Tubuh kembali bugar setelah istirahat cukup dan makan siang, waktu nya untuk mengejar target berikut nya adalah Kuta. 

Pos Kuta tidak terlalu jauh dari cigowong. Stamina kami sudah pulih karena istirahat dan makan siang, Pos Kuta kami tempuh sekitar 20 menit. Kuta tidak memiliki lahan yang luas hanya perlintasan yang ditempeli tanda dan tidak ada tempat yang baik untuk mendirikan tenda atau sekedar selonjoran.

Perjalanan dilanjutkan menuju Paguyangan badak. Waktu tempuh sekitar 1 jam lebih dari Kuta. Rute semakin menanjak tetapi tidak terlalu berat. Beberapa kali kami harus istirahat sekedar memulihkan kaki yang sudah mulai terasa berat melangkah. Cemilan-cemilan kecil dan Kurma menjadi teman relaksasi hehehehe.

Pohon-pohon dengan diameter lumayan besar masih banyak ditemui, cahaya matahari seperti malu-malu menyapa karena terhalang rimbun nya dedaunan. Senandung orkestra hutan bersautan merdu terdengar hasil gesekan kaki kumbang jantan  memanggil kumbang betina untuk melangsungkan reproduksi menemani perjalan kami, "maka nikmat mana lagi yang kamu dustakan ???".

Tiba di Pos Paguyangan badak hari masih terang, setelah istirahat sejenak kami memutuskan melanjutkan perjalanan menuju Pos Arban. Butuh waktu satu jam lebih berjalan, tanjakan mendominasi perjalanan setia menemani kami. Napas semakin cepat berpacu dan butiran keringat mengucur deras seiring dengan semakin lelah nya tubuh ini.

Beberapa kali kami harus istirahat hanya sekedar menarik napas menormalkan detak jantung dan meneguk air mengimbangi cairan tubuh yang keluar. Dengan susah payah akhirnya Pos Arban 2050 mdpl kami jumpai, lelah amat sangat terasa, ingin rasanya segera merebahkan tubuh meregangkan persendian tetapi terbayang perjalanan masih jauh  dan hanya tersisa sedikit tenaga untuk melanjutkan perjalanan. 


Hanya mental lah yang melecut kami untuk meneruskan perjalanan menuju pos berikutnya. Setelah istirahat cukup panjang dan menikmati cemilan biskuit dan gelontoran air mineral dan relaksasi kaki dengan selonjoran kami melanjutkan perjalanan menuju pos Tanjakan asoy.

Dari namanya saja sudah terbayang pasti tanjakannya se asoy namanya. Tanjakan tanjakan curam mulai terbiasa di depan mata dan menjadi santapan kaki lemah dan lelah ini. Beberapa tanjakan yang dilalui memaksa kami harus berhenti sejenak untuk menstabilkan "metabolisme tubuh", istilah apalagi ini ????. Harap maklum lah jika kondisi sudah lelah akal dan pikiran sudah tidak bisa dikontrol hahahahaha.

Sekitar jam 16.30 wib kami tiba di Pos Tanjakan Asoy 2200 mdpl, kembali selonjoran menjadi menu utama untuk melepas lelah. muka-muka pucat menjadi "make up" alami pada wajah. Andai kaki ini bisa berbicara mungkin sudah berteriak "capekkkkkk cuyyy....!!!"

Di Pos tanjakan asoy sudah ada rombongan dari Cirebon yang sedang memasak dan menikmati makan siang yang kesorean nampaknya. Rombongan cirebon sebelumnya sempat bertemu dengan kami di pos palutungan. Becandaan dan humor ala Logat indramayu dan cirebonan menjadi hiburan segar waktu istirahat kami. Andai bisa direkam dan disajikan di blog ini pembaca bisa ikut menikmati guyonan mereka hehehehe 




Hari mulai senja ketika kami memutuskan melanjutkan perjalanan menuju pos Pesanggarahan. Rombongan cirebon masih menikmati makan siang nya saat kami mulai meninggalkan pos tanjakan asoy. Tanjakan-tanjakan curam menyambut dan menyiksa langkah gontai kami seolah-olah tertawa lebar melihat tubuh-tubuh ringkih yg mencoba melaluinya. Tarikan nafas terdengar keras bergiliran dengan dekat jantung yang semakin cepat.

Berkali-kali kami harus beristirahat sejenak sambil memandangi jalur yang semakin curam. Obrolan obrolan ringan yang biasanya menemani perjalana sudah tidak terdengar karena masing-masing orang sedang memotivasi dan menyemangati diri agar dapat terus melangkah.

Akhirnya Pos pesanggrahan dapat kami singgahi dan hari sudah gelap. waktu menunjukkan jam 18.30 wib terlihat jelas dari telpon selular. Tanpa diskusi lama kami putuskan untuk membuat camp di pesanggarahan. kami bersama rombongan bandung berbagi tempat membuka tenda.

Putusan membuka camp juga atas masukan dari tim bandung bahwa pos berikut nya sangat tidak layak untuk mendirikan tenda. kalau pun harus lanjut maka kami harus bisa sampai ke pos goa walet karena pos tersebut yang memiliki lahan cukup luas. Selain itu juga pisik kami yang sudah terkuras habis menempuh perjalanan dari jam 10 pagi sampai dengan jam 18.30.

Dua tenda kami dirikan, setelah tenda berdiri semua langsung merebahkan tubuh didalamnya. kakak sudah tidak kuat lagi untuk beraktivitas selain merebahkan dirinya. setelah tenda berdiri dengan cepat kami memasak indomie rebus untuk mengganti energi yang telah habis terpakai. Kenikmatan nya melebihi mie rebus warung indomie hahahahaha.

Dinginnya malam menemani waktu istirahat kami, beberapa rombongan dibelakang mulai sampai di pesanggrahan, ada yang melanjutkan perjalanan ada juga yang memutuskan membuka tenda, suasana semakin ramai saat tenda tenda banyak  didirikan.

Jam 3.00 pagi Oki bangun karena lapar memanggil, segera beliau memasak indomie rebus sekaligus memasakan sarapan untuk yang lainnya. Anggota yang lain pun ikut terbangun karena kesibukan oki. selesai makan kami siap-siap untuk melanjutkan pendakian menuju puncak, perkiraan waktu sekitar 3 jam perjalanan menuju puncak. semua perlengkapan kami tinggal di pesanggrahan, hanya berbekal makanan ringan dan air saja menjadi perbekalan kami.

awalnya kakak enggan meneruskan perjalanan karena membayangkan harus memanggul ransel kecil berisi 3 buah botol air mineral ukuran 1 liter. setelah tahu tidak akan dibebankan membawa apapun dan bujukan anak-anak nya akhirnya beliau menyanggupi meneruskan perjalanan.

butuh waktu satu jam kurang sampai di pos sanghyang ropoh. tanjakan curam dengan kemiringan ekstrim semakin sering dijumpai. langkah demi langkah dilalui diselingi istirahat. hembusan angin lembah begitu dingin terasa.  sanghyang ropoh hanya pos kecil yang berada di tengah jalur dengan kemiringan yang curam. sungguh tak layak untuk memdirikan tenda disini.

Sholat subuh kami lakukan di jalur pendakian dengan posisi seadanya, karena tidak dijumpai lahan landai. perjalanan dilanjutkan menuju pos walet. ditengah perjalanan kami menemui cabangan jalur palutungan dan jalur apuy.
 

Instirahat sejenak disana menikmati pemandangan alam di waktu subuh dan mengabadikan penanda pertemuan jalur palutungan dan apuy.

jarak dari simpang apuy dengan goa walet sebenarnya tidak jauh, tetapi karena kami sering beristirahat maka butuh waktu juga untuk mencapai goa walet. tanjakan semakin terjal dan hembusan angin lembah membuat kami harus berkali-kali mengatur nafas dan langkah, maklum lah umur sudah tidak muda lagi hahahaha
 

Goa walet berada di lembah, dari penanda pos goa walet  ada jalur setapak menuju lembah. lumayan luas tempatnya, sangat layak untuk membuat camp disana.

Puncak sudah terlihat jelas dari simpang jalur menuju pos Goa walet. butuh waktu 30 menit untuk sampai puncak. Hampir jam 7 pagi kami sampai di pucak ciremai. Rasa puas dan bahagia membuncah dihati setelah perjuangan tidak mengenal lelah dan melampaui batas kemampuan fisik. Panorama indah pucak ciremai 3078 mdpl menjadi hadiah istimewa.


 
 
 

Perjalanan 21 tahun yang lalu menuju puncak ciremai kembali terbayang diingatan.
Keindahan yang dulu pernah saya rasakan kembali dapat dirasakan bersama kakak oki dan ikbal. subhanallah atas segala ciptaannya, "nikmat mana lagi yang engkau dustakan ???"

Setelah beristirahat dan menikmati pemandakan dari atas pucak ciremai kami langsung turun ke pos pesanggrahan untuk mengemasi tenda.

Selesai packing, sampah anorganik kami kumpulkan dan dimasukan kedalam trash bag untuk dibawa turun. Gunung bukan tempat sampah, jaga kelestarian alam disetiap tempat yang kau datangi.

Jam 11 siang kami mulai turun dari pos pesanggrahan dan sampai di pos palutungan sekitar jam empat sore. Pengalaman indah yang susah untuk kami lupakan dalam suka mau pun duka. Salam lestari untuk mu Ciremai.

Thanks to my brother jajat and my nephew oki, ikbal

AC 36 03 391 CAD

[ Penerimaan anggota baru : pendidikan dasar ants club ]









Komentar

  1. Luar biasa... umur tidak lagi muda tapi semangat masih membara

    BalasHapus
  2. alhamdulillah...., asal punya niat insyaallah tercapai.

    kita kapan nih bisa jalan bareng lagi ???

    BalasHapus
  3. Tks jg my bro muh abdu, pengalaman yg spectakuler. Kpn" kita naik lg di gunung yg lain, insya Allah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. siap insyaallah bang jajat... nanti kita cari waktu yang pas dulu yak

      Hapus
  4. kalau TRANS 7 buat acara "pendakian massal bersama PPC" (para petualang cantik).
    nanti kita buat acara yang sama "pendakian massal bersama PPT" (para petualang tua)" kekekekeke

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puncak Mega Gunung Puntang 2222 Mdpl di Bandung Selatan

Pendidikan Dasar XII Ants Club mulai dibuka tahun 2021

Curug Putri Palutungan Kuningan Jawa Barat