Para Herkules Ants Club

"Berapa orang ?" petugas pintu masuk kawasan wisata Pasirreungit bertanya sambil mata nya memperhatikan orang-orang yang ada di dalam kendaraan berbarengan dengan kaca jendela diturunkan. "lima orang" sambut saya. "semuanya 50 ribu" sahut sang petugas tiket pintu masuk.

Dengan cekatan saya ambil satu lembar seratus ribuan dari dompet yang berada di bagian bawah dasbord mobil. Saat bersamaan Lifran mengeluarkan lembaran lima puluh ribuan dan disodorkan ke petugas pintu masuk. "ini saja pak " timpal lifran.

"uang pas saja pak" petugas mengambil uang yang di sodorkan oelh lifran. Terima kasih ya brod Frans hehehehe, Jika ada family camp lagi jangan sungkan sungkan untuk bareng lagi hahahaha. sebelumnya memang saya dan lifran sudah janjian untuk jalan bareng, beliau menanti dipintu masuk tol bekasi barat.

Tak terasa ants club kembali mengadakan family camp ke-2 yang sebelumnya dilaksanakan di camping ground mandalawangi cibodas. Family camp kali ini dilaksanakan di lokasi Curug Pangeran Pasirreungit Bogor pada tanggal 23-24 April 2016. bertepatan dengan kedatangan anggota keluarga kami Bambang "Dayak" Haryono dari Pontianak Kalimantan Timur.

Hujan deras menyambut kami sesaat setelah kendaraan bergerak menjauhi pintu gerbang. Kendaraan merayap pelan disebabkan jarak pandang yang kurang baik karena hujan deras dan kami juga tidak tahu letak persis Curug Pangeran.

Sepanjang perjalanan menuju curug pangeran ada beberapa spot lokasi yang masih saya ingat, warung Mang Karsa, Saung Putih "Natrabu", Jembatan Cigamea, Lapangan Pancasila (sekarang sudah berganti dengan villa). membuka kembali memory lama disaat kami masih sering berkunjung ke Pasirreungit.  Secara bergantian kejadian-kejadian masa lalu di lokasi-lokasi tersebut terbuka kembali diingatan. Sungguh susah untuk dilupakan semua kenangan bersama Ants Club di Pasirreungit.

Kami Ants Club memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan pasirreungit karena hampir semua angkatan lahir dan dilantik di lokasi ini."dul kayanya kita kelewatan deh, tadi gue lihat plang masuk ke curug pangeran" tiba-tiba lifran membuyarkan siluet kejadian-kejadian masa lalu yang terlintas,  memperingatkan kalau kendaraan kita sudah melewati pertigaan curug pangeran.

Setelah lifran memastikan pertigaan tersebut memang benar jalan menuju curug pangeran, kendaraan langsung memutar balik. Hujan masih mengiringi perjalanan saat kami sampai pertigaan curug. Jalan menanjak cukup curam dengan lebar jalan hanya cukup untuk satu mobil dan Air limpahan mengalir deras di tengah jalan dari atas saat mobil kami mulai bergerak.

Baru saja kendaraan bergerak menanjak sekitar 10 meter dari pertigaan  tiba-tiba ada mobil bak terbuka melintas dari atas. dengan terpaksa kendaraan kami pinggirkan agar mobil dari atas bisa melintas. setelah mobil bak terbuka melintas kami segera melanjutkan perjalanan, disaat mobil mulai bergerak pelan tiba-tiba mesin mobil mati disebabkan mobil kehilangan daya karena tanjakan yang begitu curam dan  jalan yang licin.

Dicoba kembali mobil dihidupkan dan masuk gigi satu, ketika digas yang terjadi ban mobil slip tidak dapat mencengkram karena jalan yang licin. setelah berusaha dua kali akhirnya kita memutuskan untuk mundur mencari tempat tumpuan. menjelang pertigaan tiba-tiba terdengar suara "brakk", mobil bagian belakang oleng ke kanan dan tidak dapat bergerak. "ban mobil terperosok lubang nih"  saya langsung bergumam. anak-anak menangis trauma.... mungkin mereka membayangkan mobil tidak bisa diangkat dan mereka akan terdampar selamanya, entah lah....saya tidak mau memikirkan lebih lama apa yang berkecamuk di pikir anak-anak yang masih kecil.

Memang saat mundur posisi kendaraan melambung kekanan sehingga tidak disadari ban belakang mobil terperosok ke saluran air. langsung seluruh penumpang turun semua. berteduh terlebih dahulu di warung sambil menenangkan diri dan membuat planning apa yang harus dilakukan. dalam ilmu survival kita mengenal istilah STOP "sit/stop thinking observ planing".

kontak telpon dan wa ke teman-teman yang sudah berada di lokasi tidak ada balasan. langsung diputuskan saya dan fran berjalan kaki menuju lokasi perkemahan, sementara istri dan anak-anak ditinggal di warung. hujan masih setia menemani walau intensitas curah nya cenderung menurun.   

sesampai lokasi kami disambut oleh pacie, ending dan iwan. sudah ada 4 tenda yang berdiri disana dengan kondisi sedikit porak poranda dan lokasi perkemahan yang tergenang air. setelah "say hello" dan saling bertukar sapa, langsung kami cerita kan kondisi kendaraan yang terperosok. setelah diskusi sebentar kami berlima putuskan ke lokasi kejadian

Pada saat turun menuju TKP kami berlima berpapasan dengan eko, beliau diantar tukang ojek menuju lokasi perkemahan. surprise bertemu dengan eko karena baru pertama kali berjumpa secara fisik. sebelumnya saya dan eko sudah saling kenal secara virtual  melalui grup WA. eko ini dari angkatan bontot dan sampai sekarang ants belum bertelur lagi. hehehehe. semoga tahun tahun kedepan ants club memiliki kembali rahim yang subur sehingga bisa berkembang biak seperti tahun-tahun sebelumnya. semoga, amin.... langsung eko turun dari ojek setelah dia tahu kabar mobil yang terperosok dan siap membantu.

Setelah turun dari lokasi  perkemahan akhirnya sampai juga ke lokasi semula tempat mobil terperosok. ketika melihat kondisi ban mobil yang terperosok kami berdiskusi apa yang harus dilakukan, akhirnya diputuskan untuk mengangkat bagian belakang mobil kemudian digeser menjauh dari lubang.

sebelumnya semua barang-barang bawaan perlengkapan kemping diturunkan dari bagasi agar mobil lebih ringan ketika diangkat. setelah semua barang diturunkan semua orang ambil posisi, di sisi kanan kiri dan belakang mobil. dengan komando aba-aba hitungan, "satu dua tiga" semua saling memberikan aba-aba. pada hitungan ketiga semua mengangkat bagian belakang mobil. mobil terangkat dan mulai digeserkan menjauh dari lubang. dengan dua kali angkat mobil sudah lolos dari lubang, alhamdulillah....

Aneh tapi nyata, pada saat saya mengangkat mobil, seperti tidak merasakan mengangkat benda yang berat. Jika dibandingkan mungkin seperti mengangkat benda yang beratnya tidak lebih dari 5 kg dengan dua tangan. Apakah teman-teman lain merasakan hal yang serupa atau tidak ? entahlah.... saya tidak sempat bertanya karena luapan rasa gembira menutupi keanehan tersebut karena kendaraan sudah terbebas dari lubang aliran air.  

Terima kasih kepada Pacie, Iwan, Ending, Lifrans dan Eko. Kalian para HERKULES menjadi perantara dari datangnya pertolongan Allah SWT.  mengutip dari perkataan pacie "tenaga nya sih biasa, tetapi kebersamaannya yang luar biasa".



Berikut foto para Herkules minus Iwan yang sedang mengasuh Aka-Iki anak kembar nya. semua kejadian sudah tercatat dalam "lauh mahfus", sabar dan syukur menjadi pengiring kami dalam menyikapi semua kejadian. Sekali lagi terima kasih for all u guys, Semoga amal ibadah kebaikan kalian diberi balasan oleh Allah SWT, amin.....

AC 36 03 391 CAD




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puncak Mega Gunung Puntang 2222 Mdpl di Bandung Selatan

Curug Putri Palutungan Kuningan Jawa Barat

Pendidikan Dasar XII Ants Club mulai dibuka tahun 2021